Kamis, 31 Agustus 2017

Mempelajari Ujaran Orang Yogyakarta Eps. 2

Bismillah

Salaam Sobat,
Di sekian postingan lalu, saya ada membahas tentang kalimat 'negatif' di mana kata jangan bertemu dengan kata tidak, sehingga justeru menjadi positif. Nah, kali ini pengen sok-sokan membedah lagi. Tentang ucapan ketika anak sakit.

Kemarin, selama di Sleman-DIY, cukup sering saya mendengar para orangtua menyebut "baru sakit" ketika anak mereka sakit.

Kok, begitu saja dibuat aneh? Hehe, bukan aneh, hanya saja lagi-lagi ini terkait pengalaman saya pribadi. Di kota di mana saya tumbuh, sebutan yang kerap dilontarkan adalah, "sedang sakit". Nah, saya--seperti bedah kalimat sebelumnya--mulai berpikir dan mencoba mengulik apa perbedaannya secara maknawi.

Baru dan sedang, jelas kata yang berbeda. Lalu disambungkan dengan kata sakit, semakin berbeda tentunya.

"Baru sakit" dan "sedang sakit". Menyebut baru sakit, atau baru rewel yang saya amati lebih karena agar yang sakit dan atau rewel tersebut tidak berlanjut sakit terus. Sehingga, ketika ada yang bertanya--meskipun misalnya sudah sekitar 2/3 hari sakitnya--para orangtua tetap menjawab baru sakit.

Berbeda bila menggunakan "sedang sakit". Seolah bila terus menerus disebut demikian, berpegaruh juga terhadap kesembuhan dan kesehatan yang sakit. Lagi-lagi, pada akhirnya kembali ke soalan tentang bahwa ucapan adalah doa. Begitu kurang lebih.


Cirebon, Agustus 2017

#ODOP29
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar