Tampilkan postingan dengan label dialog ping-pong. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dialog ping-pong. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 September 2015

[Fiksi Mini]

:: Asep dan Ngadimin ::
Oleh: KW


"Mpun, Bu, rasah disendoki. Nganggo puniki mawon,"
Ngadimin menghentikan gerak ibu pemilik warteg, yang hendak menaruh sendok di atas piring pesanannya. Tiga jari Ngadimin diangkat ke udara; membuat gerakan mencapit. Hidangan di depan mata. Ngadimin menaikkan kaki kiri ke atas bangku kayu panjang.

"Nasi, Bu. Rames," ujar seseorang yang baru datang. Langsung memesan.

"Heee, njenengan, tho? Dhahar ...," Ngadimin memberi isyarat.

"Eh, Mas Ngadimin di sini juga ternyata. Sumuhun, Mas. Mangga duluan,"

"Piye, Kang Asep sampun lapor Pak RT?"

"Teu acan, sibuk keneh beberes geuning, Mas,"

"Hooo ... yo jo sui-sui lapor warga barunya tapi, Kang. Eh, njenengan gawene opo tho?"

"Aaah, tukang servis TV, radio, kipas angin ... sabangsa barang elektronik kitu lah, Mas Ngadimin." Asep menyuapkan sendok pertama yang sedari tadi menggantung.

"Weeeh, pas banget nek ngunu. TV-ku rusak. Aku jaluk tulung diservis, yo? Ora mahal-mahal biayane, lho! Karo tonggo dhewek kok yo ...,"

"Hehehe ... eta mah kumaha panyawatna si TV, Mas ...,"

"Hei, Kang Asep wes tho manut. Ben aman omah karo bojomu!" Ngadimin menepuk bahu Asep, matanya berkedip. "Mengko sore TV-ku tak terke,"

"Ng-nggih, Mas ...," Asep kikuk.

"Bu! Biasa yo ...," tangan pria kekar itu berisyarat seolah menulis sesuatu. Lalu, "eh, sik, Kang Asep bayari madangku yo? Perkenalan ...," bahu Asep ditepuk lagi. "Bu, sing wau dibayari Mase iki lho! Yuuk, suwun yoo ...."
Ngadimin melangkahi bangku panjang. Tangannya menarik celana jeans naik ke dekat perut yang buncit.

"Ari kitu sabaraha tadi, Bu? Habis berapa?" tanya Asep hati-hati.

"35.000 eh, Mas. Wong nambah pindo. Jadi habis tiga porsi sendiri tadi."
Asep meneguk ludah. Kemudian diraihnya segelas air putih, minum. Tapi tenggorokannya tetap kering. Ia ingat uang yang dikantongi hanya 50.000 rupiah. Ditambah makannya barusan, entah berapa total nanti. Istrinya sudah mewanti-wanti pula, untuk membeli beras barang sekilo.


Sleman, 7 Agustus 2015