Tampilkan postingan dengan label GA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 April 2016

Mendadak Give Away 2 Biondy Alfian

Selamat Good Morning, Frens!

Ternyata ketika saya melangsungkan tulisan ini, digital clock Nyonya Laptop berangka 00:08. Dan ini blogpost lanjutan dari SINI ya ...

Ish, ish, ternyata GA buku dadakan by Biondy Alfian ada dua (2). Yang belum tahu soal GA 1, bisa tengok ke link di atas itu.

Kalau Mendadak GA pertama bertajuk Fantasi, Mendadak Give Away kedua ini bertema IMPULSIF. Tetap masih berkaitan dengan buku ya. Hanya, kali ini berupa 3 novel Bahasa Inggris! (Kalau saya sih sudah bilang 'wow'). Penasaran apa saja judulnya? Saya kasih bocoran ya, Frens. Here they are ... (langsung ngInggris deh kan ...)

1. The Accidental Tourist
2. The Satan Bug
3. The Snake

Penulisnya? Duh, mata saya ndak bisa baca, sebab tulisannya kecil. Ketahuan kan, kalau info judul bukunya hasil dari nrawang foto? :)

Source&Credit: Biondy Alfian's


Lagi-lagi misal beruntung kalian bisa boyong ketiga novel in English tersebut. Iya, pemenang cuma akan dipilih satu untuk mendapatkan 3 buku sekaligus. Syarat dan ketentuannya masih sama ya, Frens. Perlu saya ingatkan nih, berdasar pengalaman kegaptekan pribadi, pastikan kalian isi 5 kolom Rafflecopter-nya, ada di dalam blogpost-nya juga. Hati-hati bukan helikopter lho, ya. Percaya sih, kalau Frens sekalian tidak se'polos' saya, hiii, yang mana mesti dua kali kunjungan baru 'ngeh'. :D

Seperti biasa, for more details, straight to click this link ...






Cc: Mas Bondy Alfian, fotonya--yang di entri link 1 dan ini--ikut copy ya? Terima kasih banyak.
Sebelumnya saya panggil Kak Kirei, duh maaf, asal panggil berdasar nama blog tuh. Sekali lagi maaf dan terima kasih. :)

Sabtu, 05 September 2015

Lukisan Hujan

Oleh: Kirana Winata

Sebetulnya aku sudah bosan berada di sini. Sebuah ruangan yang catnya dominan putih. Untung hordengnya berwarna hijau, jadi tidak terlalu seram. Tak ada bau yang sedap sama sekali, kecuali saat seorang kakak atau tante atau ibu dan seorang om atau bapak yang sama-sama berjas putih, menghampiri ranjangku. Tubuh mereka wangi membuatku malu dengan diri sendiri yang sepertinya telah berhari-hari tidak mandi.


Tak pernah ada sosok lain kulihat selain orang-orang itu. Bahkan wajahnya pun seringnya tertutupi masker hijau. Dulu aku baik-baik saja. Tapi, saat sedang asyik mengamen tiba-tiba aku diajak seseorang.

"Langka nih. Jarang yang cakep begini, pasti laku mahal."

Aku mendengar kalimat tadi dengan bingung. Lalu sejak itu aku berpindah-pindah dari tangan ke tangan orang berbeda. Hingga akhirnya aku sampai di kota yang sering berkabut ini.


"Dik Azzam sedang mikirin apa? Kok melamun?"

Kak Harum--aku tidak tahu namanya, mungkin dua jejer kata di dada sebelah kirinya adalah namanya. Tapi aku belum bisa baca, jadi kusebut saja dengan Kak Harum--sudah ada di samping ranjang. Tatapanku masih mencoba menerobos ke balik jendela yang buram. Di luar terintip gelap, kelam, kelabu; semua berkabut. Membuat tidak jelas, apa itu pagi, siang atau malam.


"Azzam mau main ke luar. Di sini bosan," jawabku belum menoleh.

"Tapi di luar masih gelap. Semua orang masih pakai masker ...," kata seseorang yang baru datang. Aku menyebut dia Om Wangi.


"Sampai kapan, dong?" tanyaku tak sabar.

"Sampai hujan turun. Semoga saja itu tidak lama lagi," Kak Harum tersenyum. Aku juga berusaha tersenyum. Tapi mungkin gerak bibirku tertutupi selang transparan yang melintang di bawah lubang hidung. Dan tiba-tiba aku punya ide cemerlang, menurutku.

***


"Itu lukisan hujan. Bagus enggak?" tanyaku lemah, ketika mereka datang lagi di kunjungan selanjutnya. Aku takjub sendiri menatapi kaca jendela di dekat ranjangku persis.


Sepanjang mereka tak ada, kutempeli jendela itu dengan kertas-kertas putih yang kusobek kecil-kecil dari buku tulis yang diberikan untukku berhari lalu. "Biar hujannya cepat datang. Terus asapnya hilang semua ... deh ...," tambahku. Dan aku langsung terpejam, mungkin karena terlalu lelah. Aku ingin tidur dulu. Siapa tahu besok, saat kubuka mata, pemandangan di luar jernih kembali. Sebab semua asap terguyur hujan.[]



*Tulisan ini diikutkan dalam GA yang diadakan kaylamubara.blogspot.co.id bekerja sama dengan LovRinz Publishing*


Judul buku yang diambil inspirasi:
Hujan di Atas Kertas dan Melukis Ka'bah