Jumat, 04 Agustus 2017

Garam Langka (Jangan) Mati Gaya

Bismillah

Meski terlambat--semalam kebablasan while breastfeeding my Kaizen--tetap melanjutkan tantangan ODOP dari Blogger Muslimah untuk hari ketiga. :)

Apapun berita, kabar, isu, topik hangat, info lomba, trend hingga tanda pagar yang heboh, hampir selalu saya ketahui dari media sosial. Jadi, biarpun tak ada teve, selagi masih pegang hape, bisa tahu ape aje. Hehe.


Garam Cap Kapal
Garam yang biasa saya pakai. Tinggal segitu.


Tentang garam, bahwa mereka langka, semula saya kira sekadar "ramai-ramai" biasa. Lalu, Rabu kemarin, mengingat persediaan garam tinggal setengahnya saya berniat beli. Beberapa kebutuhan dapur semacam gula, garam, minyak biasa saya re-stock sebelum benar-benar kandas.

Dengan tujuan hanya cari garam (sekaligus tes kebenaran kabar), saya ke satu warung. Bukan yang dekat rumah, sengaja ke warung yang agak jauh, dekat jalan raya. Si ibu pemilik warung ini, jika pagi menjual sayur mayur juga.

"Habis, Neng! Terus, nggak nyetok lagi." Ujar si ibu cepat, begitu saya bertanya. Barangkali, sudah ada sekian orang yang mencari dan berarti dia sudah sekian kali juga menjawab dengan kata sama. "Sekarang garam yang biasanya harga 1500 itu, jadi 5000!" Susulnya.

What?! Saya kaget juga, asli, sungguh. Tiga kali lipat lebih. Kalau sebelumnya dengan uang lima ribu rupiah, bisa terbeli menu sederhana tempe, tahu dan garam (misal habis), sekarang cuma garam thok.

Pulang dari warung tersebut, saya coba mampir ke warung lain. Bisa disebut toko sih ya, sebab agak besar. Begitu lihat bapak empunya warung tengah rapi-rapi dagangan, segera saya tanya.

"Wadduuu! Garam tuh sedang susah. Nggak ada, Bu." Jawabnya lirih, dengan nada prihatin. Saya berlalu, pulang. Tidak lagi ke warung manapun. Dalam hati; ini berarti serius jika garam langka. Dan saya harus menemukan cara agar tidak mati gaya.

Cirebon, 4 Juli 2017

#ODOP3
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia 

Kamis, 03 Agustus 2017

Cara Keluar Dari Dalam Kubur

Bismillah

Foto mainan Bilal, take by himself


Sobahul khoir, Sobat.

Anak-anak memang kerap membuat kejutan, ya? Entah itu sikapnya, celotehnya atau keduanya sekaligus atau bahasa dan bahasan yang dia angkat. Ada yang membuat senang, sedih pun "wow". Bisa juga campur-campur. Seperti yang baru saya alami berikut.

Malam lusa kemarin, saya dibuat speechless oleh si kakak--a child who rarely appear, yang cerita-cerita soal dia jarang saya paparkan ke dunia luar, ke khalayak umum, bahkan tetangga, hanya jika perlu saja. Namun, satu atau dua hal pernah saya tulis di blog ini. Bisa dicari. :)

Jadi, malam Senin itu mulut saya sudah entah berapa kali berseru supaya dia segera tidur, biar tidak terlambat bangun paginya. Tapi si anak cuma glapak-glupuk saja, tanpa respon. Badannya sudah posisi berbaring di kasur, sembari memeluk bantal Mc Queen. Tapi dari matanya jelas pikirannya tengah menerawang, ekspresinya kening berkerut dan agak manyun.

"Kakak, kenapa sih, kok belum merem juga?" Penasaran, meski dalam keadaan mengantuk saya ajak ngobrol saja.

"Hmmm, aku tuh sedang mikir kalau nanti sudah jadi kakek-kakek..." diam sekitar tiga detik, "terus meninggal. Bagaimana?"

Mendengar jawaban si kakak gantian saya yang mikir. Jawaban berujung tanya tersebut saya putar ulang, masih sambil menatap dia.

"Semua orang itu pasti meninggal, Kakak...." ujar saya akhirnya, "bukan cuma kakek-kakek," jeda lagi, saya kira saya harus menjelaskan perlahan, dengan kalimat-kalimat pendek. Sekian bulan sebelumnya, Aki saya, uyutnya--yang dia panggil dengan sebutan kakek juga--meninggal dan rumah neneknya menjadi rumah duka. Bahkan dia ikut serta ke makam. Selang kurang lebih 2 bulan setelah itu, kabar meninggal sempat dia dengar lagi, adik dari uyutnya tadi. Barangkali, itulah mengapa dia pikir jika sudah kakek-kakek, lalu meninggal.

"Memang anak kecil juga bisa meninggal?" Pertanyaan baru, yang kemudian membuat saya memaparkan bahwa entah itu kakek-kakek, nenek-nenek, bapak-bapak, ibu-ibu, om, tante bahkan saya sebut bayi, bisa meninggal. Sambil menguatkan hati, sebab tema ini membuat saya jadi sensitif. Membuat berpikir kelak apa saya siap ditinggal atau siap meninggalkan. Tak bisa memilih. Ingat bagaimana Aki wafat saja bisa membuat air tumpah dari mata.

Lalu, jeda lagi, membiarkan si kakak belajar mencerna kalimat yang saya lontarkan. Setelah itu, tanpa saya sangka sendiri, saya lanjut dengan menjelaskan jika sesudah meninggal nanti, semua orang akan dibangkitkan oleh Allah. Semua orang akan hidup lagi. Baiklah, jika tema tentang ini harus jadi yang paling pertama yang kami diskusikan, lanjut. Begitu, pikir saya.

Tiba-tiba si kakak menyahut dengan nada bicara lebih tinggi. Merasa 'surprise'.

"Hyeee! Bisa hidup lagi? Bagaimana cara keluar dari kuburnya?!"

Dasar emak-emak aneh, saya malah tertawa seketika itu juga. Pasalnya, dia mengatakan kalimat tadi dalam tone unik diiringi gesture tangan mencakar-cakar. Lucu, makanya saya tertawa. Dan, demi melihat raut wajahnya yang kurang suka dan aneh dengan reaksi yang muncul, saya pun mencoba berhenti tertawa. Tapi gaya bicara plus gerakan tangannya yang masih membayang, menggelitik saya lagi.

Kebingungan, saya pilih tepok-tepok sang ayah yang sudah lelap di samping saya. Membangunkannya.

"Yah, hey! Melek dulu dong. Ini bantu jawab pertanyaan anakmu, nih." Tepok-tepok lagi. Sayang si ayah cuma "hngggg" dan tetap tidur. "Ask the audience" yang gagal. Ibarat ujian, tema yang saya pelajari adalah tentang pertanyaan Allah ada di mana? Lalu ternyata, soal yang muncul "bagaimana cara keluar dari kubur, saat kelak kita hidup lagi?"

Lalu, pada si kakak yang tampak menunggu jawaban, saya sampaikan saja dengan jujur.

"Bundi belum tahu jawabannya nih, nanti ya Bundi cari dulu." Dia mengangguk.

Dalam bayangan, saya menepuk jidat. Benar-benar PR nih. Really really have no idea. Kondisi semi mengantuk, meski tadi sempat tertawa, membuat otak memerintahkan "continue the conversation next time" lanjut tidur. Duh, maafkan emakmu ini, ya, Boy?

2 Agustus 2017

#ODOP2
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

Blogger Muslimah

Selasa, 01 Agustus 2017

Mencari Motivasi

Motivasi Ikut ODOP Blogger Muslimah

Bismillah.

Lebah: Mengambil yang bermanfaat.
Memberi yang bermanfaat



Saya sedang menantang diri sendiri, kembali, untuk menulis. Sebab itulah, ketika Blogger Muslimah menggulirkan agenda One Day One Post selama bulan Agustus ini, saya memberanikan diri daftar. Ada beberapa poin lagi yang menjadi sebab saya mengikuti ODOP ini.

1. Ingin menghidupkan lagi kegiatan menulis di blog. Setelah melahirkan hingga hampir setahun, saya tak banyak menulis. Bahkan untuk mengedit satu cerita anak pun sulit mencuri waktu. Lalu sekarang baby sudah berusia 12 bulan, saya merasa jika tidak dipaksakan curi-curi waktu, bisa-bisa saya akan benar-benar lupa bagaimana menulis. Dan agaknya, menulis di blog bisa jadi awal belajar menulis kembali.

2. Sejujurnya, sejak ikut join dalam grup Blogger Muslimah, saya sangat amat sangat jarang aktif, sehingga dengan para anggotanya pun tak terlalu banyak yang kenal. Selain yang sudah kenal sebelumnya. Jadi, motivasi lain dari ikut ODOP ini, saya berharap bisa memiliki lebih banyak teman, khususnya sesuai dengan nama grup, teman-teman muslimah. Berharap juga, peroleh manfaat--sekaligus turut sumbang manfaat--yang tak sekadar "have fun" melalui tulisan.

3. Selanjutnya adalah lebih ke ingin menantang diri sendiri. Menjajal kemampuan diri dalam menulis. Bahwa saya masih layak untuk meneruskan berkecimpung di dunia aksara ini.

Mohon dukungan, semoga tantangan Agustus ini bisa saya lalui, hingga akhir. Lalu selanjutnya, dapat lebih konsisten menulis, termasuk di blog, meski tanpa tantangan dan iming-iming di belakangnya. :)

1 Agustus 2017

#ODOP1
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

Blogger Muslimah

Minggu, 30 Juli 2017

Tantangan Terakhir: Sekelumit Puisi dan Buku yang Diinginkan

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zig5070k)


Menjadi Aku

Sebab tak perlulah kau usik langkah kakiku,
hendak ke bumi mana ia melangkah, akan di tanah mana ia menyisakan jejak
Kecuali, jika kau menjadi aku dahulu

Sebab tak usahlah kau hirau
Apa yang tanganku tanam dalam tanah-tanah
Timun segar untuk acar, atau cabai merah yang membuat liur tumpah
Kecuali, jika kau menjadi aku dahulu

Maka, tak berpayah-payahlah
Hingga keringatmu meruah
Hingga netramu berlinang darah
Hingga kulitmu bernanah,
Otakmu mendidihkan timah

Kecuali, jika kau menjadi aku dahulu
Kecuali, jika kau menjadi aku dahulu


Sumber Cirebon, 30 Juli 2017



For day seven

7 Tantangan kemarin ini



Maka, dengan adanya puisi di atas, usai sudah Tantangan Menulis yang saya ikuti dari Basabasi Store. Semoga Sobat menikmati puisi yang telah saya gubah. Pula semoga ada manfaat yang didapat dari tulisan lain sebelumnya.

Buat admin, terima kasih ya sudah mengadakan Tantangan Menulis ini. Omong-omong, please dong, saya kepengin punya buku kumpulan cerpennya Kak Ida Fitri yang berjudul CEMONG.




Saya (ngaku-ngaku nih) sudah kenal dengan cerpenis yang juga punya panggilan akrab Cut Po ini, semenjak kami masih sama-sama belajar menulis di salah satu grup Facebook. Meski, tentu dia sudah di sana lebih dulu. Lalu, tak terlampau lama jam terbang menulisnya menjadi lesat tak terkira. Cerpen-cerpen Kak Ida muncul di surat kabar harian nasional. Dan kemudian, sekarang beberapa cerpen di koran tersebut bersama beberapa cerpen lainnya akan disatukan, dibukukan oleh penerbit you-know-what. Hehe.

So, please ya Kakak admin yang baik hati, hadiahkan buat saya, satu saja kok. Mudah-mudahan Bro Admin tidak terlalu lama menanti tulang rusuk yang tercecer. Hehehe. And then live happily ever after. Aamiin gitu, jangan cuma senyam senyum.

Adios. :)

Tentang Harapan Sedekade Kedepan

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zig5070k)

Souvenir from Moscow. Bingung pasang pict. Diputuskan ini saja yang bisa mewakili. Berhubung kalau harus cari atau take pict lagi bakal 'onaka suita'.


Morning Sobat, blog post saya masih sibuk dengan proyek menulis memenuhi tantangan dari admin di atas nih. Tema berikutnya adalah tentang harapan. Hmm, duuuh ya, kalau sudah membahas soal satu ini... jetlag deh.


Baiklah, sesuai dengan yang tengah terjadi, tengah dialami, maka 3 harapan itu adalah:


1. Hoping so much much much, untuk baby Kaizen sehat wal'afiat. Mulai usia 7 bulan ke sini, kerap sakit. Sembuh 2-4 hari, ada serangan lagi. Ibu mana yang tidak sedih coba. Dan barangkali semua kita, jika sudah menjadi orangtua, apalagi seorang ibu, tidak ada yang lebih membahagiakan lagi, selain melihat anak-anaknya baik-baik, tidak kekurangan dan bahagia. Jika, berkenan, minta bantuan doa juga ya dari Sobat semua. Terimakasih.


2. Harapan selanjutnya, saat 5 atau 10 tahun kemudian, saya sudah tidak lagi menjadi 'kontraktor', nomaden dan sejenis itu. Jadi, semoga saat itu nanti, kami sudah punya tempat tinggal sendiri, benar-benar asli milik sendiri. Syukur-syukur malah punya rumah dua, yang satunya untuk investasi. Aamiin. Juga, selain ini, punya book cafe. Ini impian banget deh. Still, semoga semuanya terwujud, Alloh kabulkan. Aamiin.


3. Next, hal yang juga diharap-harap bisa dialami adalah bisa bepergian ke luar negeri. Yang paling pertama Go Pilgrimage. Sesudah itu menjejak di tanah, di belahan bumi lainnya. Ke Jepang, Korea, Malaysia, Brunei, Austria, Italia, Spanyol, dll. Aamiin.


Kalau boleh ada nomer tambahan, keempat I wish for my best career of being an author. Berhasil merampungkan naskah-naskah novel entah itu anak atau young adult. Dan karya-karya saya itu lalu go international. Heee. Wissh aminkan saja yuk. Aamiin.


Semoga harapan Sobat-sobat pun terlaksana dan terkabul yaaa.


Sumber Cirebon, 30 Juli 2017

>>>>>

For day six

Weird Things of Me

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)

Di Alun-alun Ciamis.
Dengan bekas bekam di kening yang bikin tambah seksi.


Dear Sobat. Tema tulisan kali ini, sedikit beraroma tidak sedap, bertekstur kasar-bergelombang, dan riskan terhadap penyebaran aib juga pencemaran nama baik ya. Jadi, siapkan hati, jiwa plus raga sesiap-siapnya. Semoga kita baik-baik saja. Hehe.

Baiklah, berikut keanehan yang menjadi indikator sehingga saya bisa disebut aneh:

1. How to eat

Siapa yang suka bakso? Hampir setiap manusia khususnya kaum perempuan sangat memfavoritkan bakso. Walau ada juga kaum adam yang tergila-gila pada bakso. Sakit kepala atau pusing, diobati dengan semangkuk bakso extra pedas langsung sembuh. Begitu konon. 

Soal makan bakso ini, saya punya cara unik--yang oleh hampir setiap teman yang melihat justeru disebut aneh--untuk menikmatinya. Jadi, saya akan menyantap bakso dalam keadaan bening, polos apa adanya hingga setengahnya (saat memesannya jangan sampai lupa bilang "nggak pake pecin"). Lalu setengah sisanya baru saya tambahkan ke mangkuk bakso; kecap, saos dan atau sambal. Sekental mungkin. Seringnya, makan mienya dulu baru terakhir si bola dagingnya. Begitu.

Kenal goreng pisang? Nah, kalau ada saos cabe, saya cocolin ke situ. Apalagi pisang gorengnya masih semi panas. Maknyooos.

Akrab sama minuman bergenre es? Saya pernah pesan dengan kalimat, "Pak, beli es sirsaknya, tapi jangan pake es ya..." Alhasil, si bapak nengok, memperhatikan muka saya. Barangkali dia hendak mencari guratan bilakah saya ngajak bercanda atau perang. Tapi, tidak keduanya dia dapati. (Adeuuu, bahasanya). Misal di tempat ala warung, kafe atau kedai, ya saya terima minimum es tersebut. Lalu, setelah itu es batunya saya pecat satu demi satu dari dalam gelas.

2. How to talk

Ketika SD, saya boleh dikatakan bawel, cerewet dan sejenis itu. (Padahal perasaan sih biasa saja). Lalu, menginjak SMP saya jadi pendiam, pemalu, lanjut hingga SMA dan setengah masa ngampus. Setelah itu saya bawel lagi. Sekarang? Bertambah. Plus pembantah. Bila sebelumnya, secerewet tentang apapun, saya akan diam, nrimo meski hati pecah berkeping. Kini, kebalikannya. Jika itu tidak pas di hati, saya ungkapkan (meski etika memperhatikan situasi dan kondisi tetap saya lakukan). Agaknya keanehan ini yang paling membuat beberapa orang illfeel. Tapi daripada daripada mendingan mending, kan?

Yep, demikianlah kira-kira anehnya keanehan yang aneh-aneh yang dengan anehnya bisa saya tuliskan secara aneh.

Sumber, 30 Juli 2017

>>>>>>


For day five

Sabtu, 29 Juli 2017

Meski Maya Nyata Adanya

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)


Salaam Sobaat... duh saya akhirnya mengalami terlambat posting juga. Biasanya kalau nge-blog post jam 24 lewat. Maklum kuota yang jaya kuota tengah malam. Tapi kemarin mulai terserang lelah agaknya, jadi bablas deh dua hari, duh.

Okey, kali ini tema tulisan dari tantangan yang akan saya bahas adalah tentang teman dari dunia lain (hwiii) yang ingin ditemui.

Jadi, berbulan lalu, saya bersama 2 orang teman maya tapi nyata yang sama-sama menyenangi kegiatan menulis, memutuskan untuk menggarap satu proyek, which is, nulis bareng. Setelah melewati waktu yang lumayan tidak sebentar, kami, Alhamdulillah berhasil menyelesaikan tulisan genre cerita anak. Lalu cerita-cerita tersebut kami pilah. Dan sebagiannya kemudian kami coba kirimkan ke penerbit yang saat itu dari pantauan (ahay gaya) tampak sedang membutuhkan naskah anak. Di satu penerbit pertama, barangkali belum cocok atau belum berjodoh, sehingga sesudah agak lama 'cinta tak terbalas' naskah kami tarik. Go kirim ke penerbit lain, yakni Pro Kids, lini anak dari Pro U Media. Lama lagi menanti, semula sempat hendak ditarik juga, tapi ternyata kemudian 'cinta terbalas' kali ini. Begitulah. Alhamdulillah ala kulli hal.

Nah, dua teman itu, yang namanya tercantum di sampul depan buku--jika sobat ingin tahu. Bila dengan Kayla Mubara sudah sempat bertemu, sekitar 4 sampai 5 kali malah, dengan Fajriatun Nur belum sekalipun, hingga buku cetak, lalu kami mengadakan kuis beruntun, hingga kini. Itulah mengapa saya jadi memimpikan bisa bersua dengannya. Faj (panggilan akrabnya) dan saya, saat berita naskah ini diterima sama-sama tengah double set, hehehe, berbadan dua alias pregnant gitu maksudnya. Jadi sama rempongnya. Berlanjut paska lahiran, kami tambah sibuk asyik dengan baby kami. Saya dengan Kaizen, Faj dengan Dhifa-nya. Sekarang pun, Faj barangkali tengah sibuk kembali dengan proyek tulisan-tulisan lain. Semoga suatu hari kita bisa jumpa ya, Faj. Lebih lagi bisa berkumpul dengan Mba Kayla. Aamiin.

Sumber, 29 Juli 2017

For day four