Minggu, 30 Juli 2017

Weird Things of Me

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)

Di Alun-alun Ciamis.
Dengan bekas bekam di kening yang bikin tambah seksi.


Dear Sobat. Tema tulisan kali ini, sedikit beraroma tidak sedap, bertekstur kasar-bergelombang, dan riskan terhadap penyebaran aib juga pencemaran nama baik ya. Jadi, siapkan hati, jiwa plus raga sesiap-siapnya. Semoga kita baik-baik saja. Hehe.

Baiklah, berikut keanehan yang menjadi indikator sehingga saya bisa disebut aneh:

1. How to eat

Siapa yang suka bakso? Hampir setiap manusia khususnya kaum perempuan sangat memfavoritkan bakso. Walau ada juga kaum adam yang tergila-gila pada bakso. Sakit kepala atau pusing, diobati dengan semangkuk bakso extra pedas langsung sembuh. Begitu konon. 

Soal makan bakso ini, saya punya cara unik--yang oleh hampir setiap teman yang melihat justeru disebut aneh--untuk menikmatinya. Jadi, saya akan menyantap bakso dalam keadaan bening, polos apa adanya hingga setengahnya (saat memesannya jangan sampai lupa bilang "nggak pake pecin"). Lalu setengah sisanya baru saya tambahkan ke mangkuk bakso; kecap, saos dan atau sambal. Sekental mungkin. Seringnya, makan mienya dulu baru terakhir si bola dagingnya. Begitu.

Kenal goreng pisang? Nah, kalau ada saos cabe, saya cocolin ke situ. Apalagi pisang gorengnya masih semi panas. Maknyooos.

Akrab sama minuman bergenre es? Saya pernah pesan dengan kalimat, "Pak, beli es sirsaknya, tapi jangan pake es ya..." Alhasil, si bapak nengok, memperhatikan muka saya. Barangkali dia hendak mencari guratan bilakah saya ngajak bercanda atau perang. Tapi, tidak keduanya dia dapati. (Adeuuu, bahasanya). Misal di tempat ala warung, kafe atau kedai, ya saya terima minimum es tersebut. Lalu, setelah itu es batunya saya pecat satu demi satu dari dalam gelas.

2. How to talk

Ketika SD, saya boleh dikatakan bawel, cerewet dan sejenis itu. (Padahal perasaan sih biasa saja). Lalu, menginjak SMP saya jadi pendiam, pemalu, lanjut hingga SMA dan setengah masa ngampus. Setelah itu saya bawel lagi. Sekarang? Bertambah. Plus pembantah. Bila sebelumnya, secerewet tentang apapun, saya akan diam, nrimo meski hati pecah berkeping. Kini, kebalikannya. Jika itu tidak pas di hati, saya ungkapkan (meski etika memperhatikan situasi dan kondisi tetap saya lakukan). Agaknya keanehan ini yang paling membuat beberapa orang illfeel. Tapi daripada daripada mendingan mending, kan?

Yep, demikianlah kira-kira anehnya keanehan yang aneh-aneh yang dengan anehnya bisa saya tuliskan secara aneh.

Sumber, 30 Juli 2017

>>>>>>


For day five

Sabtu, 29 Juli 2017

Meski Maya Nyata Adanya

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)


Salaam Sobaat... duh saya akhirnya mengalami terlambat posting juga. Biasanya kalau nge-blog post jam 24 lewat. Maklum kuota yang jaya kuota tengah malam. Tapi kemarin mulai terserang lelah agaknya, jadi bablas deh dua hari, duh.

Okey, kali ini tema tulisan dari tantangan yang akan saya bahas adalah tentang teman dari dunia lain (hwiii) yang ingin ditemui.

Jadi, berbulan lalu, saya bersama 2 orang teman maya tapi nyata yang sama-sama menyenangi kegiatan menulis, memutuskan untuk menggarap satu proyek, which is, nulis bareng. Setelah melewati waktu yang lumayan tidak sebentar, kami, Alhamdulillah berhasil menyelesaikan tulisan genre cerita anak. Lalu cerita-cerita tersebut kami pilah. Dan sebagiannya kemudian kami coba kirimkan ke penerbit yang saat itu dari pantauan (ahay gaya) tampak sedang membutuhkan naskah anak. Di satu penerbit pertama, barangkali belum cocok atau belum berjodoh, sehingga sesudah agak lama 'cinta tak terbalas' naskah kami tarik. Go kirim ke penerbit lain, yakni Pro Kids, lini anak dari Pro U Media. Lama lagi menanti, semula sempat hendak ditarik juga, tapi ternyata kemudian 'cinta terbalas' kali ini. Begitulah. Alhamdulillah ala kulli hal.

Nah, dua teman itu, yang namanya tercantum di sampul depan buku--jika sobat ingin tahu. Bila dengan Kayla Mubara sudah sempat bertemu, sekitar 4 sampai 5 kali malah, dengan Fajriatun Nur belum sekalipun, hingga buku cetak, lalu kami mengadakan kuis beruntun, hingga kini. Itulah mengapa saya jadi memimpikan bisa bersua dengannya. Faj (panggilan akrabnya) dan saya, saat berita naskah ini diterima sama-sama tengah double set, hehehe, berbadan dua alias pregnant gitu maksudnya. Jadi sama rempongnya. Berlanjut paska lahiran, kami tambah sibuk asyik dengan baby kami. Saya dengan Kaizen, Faj dengan Dhifa-nya. Sekarang pun, Faj barangkali tengah sibuk kembali dengan proyek tulisan-tulisan lain. Semoga suatu hari kita bisa jumpa ya, Faj. Lebih lagi bisa berkumpul dengan Mba Kayla. Aamiin.

Sumber, 29 Juli 2017

For day four

Kamis, 27 Juli 2017

Tiga Karakter Menarik

3 Karakter Menarik

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)

Lucy Maud G. Author of Anne of Green Gables


Entah bagaimana mulanya, dalam hidup ini ada saja yang membuat kita tertarik. Ketertarikan ini bisa jadi tidak sama dengan orang lain, dan lebih bisa jadi sama persis. Obrolan kali ini tentang karakter, dan seperti spekulasi tadi, bis,a jadi karakter yang menurut saya menarik tidak menurut Anda, wahai pembaca sekalian. Atau justeru sebaliknya? Mari kita lihat saja jika demikian (mendadak formal).

Berikut 3 orang yang dapat menarik perhatian saya:

1. Orang dengan tipe wajah kesepian. Biasanya karakter yang melekat cenderung cool. Dia jarang senyum. Dan kalau tersenyum, sesungguhnya wajahnya manis. Sering memilih sendiri di banyak aktivitas kehidupan sehari-hari. Nah, ini menarik. Membuat bertanya-tanya; agaknya ada sesuatu sebelum ini hingga membuat dia seperti itu.

2. Orang dengan wajah semringah. Karakternya cenderung easy going, happily ever after. Wajahnya selalu menyenangkan saat dilihat. Tapi, dibalik semuanya, kebanyakan menyimpan sesuatu. Banyak kamuflase. Mirip seperti "air tenang menghanyutkan".

3. Orang dengan banyak teman di sekelilingnya. Bahasa lainnya mungkin supel. Yang membuat menarik, bagaimana bisa sebegitunya. Karakter ini ibarat "ada gula ada semut". Dan dia adalah gulanya. Sebetulnya plus sejujurnya, karakter ini antara membuat senang sekaligus iri dan benci. Tentu ini hanya bagi saya.

Nah, itu kira-kira karakter menarik ala pandangannya saya. Sekian. :)

Cirebon, 26 Juli 2017

Rabu, 26 Juli 2017

Antara Mendadak Amnesia dan Minder

7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)



Masa sekolah dasar, di satu angkatan dalam satu kelas kala itu ada tiga anak perempuan mengandung nama yang sama; Dini. Meski kepanjangannya berbeda. Siapa salah satu dari tiga anak itu? Tepat saya sendiri. Lalu, entah sebab apa, guru kelas 4 kami mendudukkan kami dalam satu bangku. Bertiga paling depan. Lalu sepekan sekali, posisi murid-murid diputar, sehingga ada saatnya kami Trio Dini ini duduk berhadapan langsung dengan meja guru. Saya, yang ketika mengingat ini dulu ternyata biang ribut, tentu jadi berkurang keleluasaan untuk banyak tingkah. ^o^ Walau sebetulnya, ribut yang saya hasilkan, bersebab terganggu keributan teman-teman lelaki. Jadi, mereka ribut, berantem-beranteman di depan kelas, hingga saya jadi berteriak-teriak. Kadang, "berisiiik!" Lain kali, "diaaam!" Yang ditambahi dengan "kalian tuh yaa, nggak ngerti... bla bla bla... babibu babibu...". Benar, 'ceramah' ujungnya. Lalu, Dini lainnya sembari mengarah ke wajah saya jadi ikut berteriak "Dini! Kamu malah yang jadi berisik!". Heheu, chaos pokoknya.

Pernah lain waktu, di keadaan kurang lebih sama seperti tadi, saya, si Dini N seperti biasa sedang meneriaki anak-anak cowok berulah, dan sebelumnya mereka sempat mengganggu Dini S. Lalu, Dini S menangis. Lalu, Dini N, merasa harus membela teman, bertambah keras berteriak. Lalu... Dini J sibuk menghibur Dini S. Endingnya, Dini N shok, speechless gitulah, saat Dini J menanyai perihal sebab Dini S menangis. "Dininya berisik... hiks, hiks..." isaknya sambil menunjuk saya. Hehehe.

Begitulah. Sampai kami harus berpisah setelah lulus SD, karena masing-masing berbeda SMP. Saya kehilangan kontak total dengan Dini S. Namun tidak dengan Dini J. Ada amplop pemberiannya berisi: fotonya yang baru sembuh dari sakit, stiker nama dari majalah Bobo dan stiker tempel lainnya. Di buku ala ala diary, saya tampaknya sempat menyimpan juga alamat rumahnya. Maka, persahabatan kami kemudian berlanjut via surat. Jadi semacam sahabat pena saja.

Bertukar kabar terbaru via surat ini pun tak sangka bisa awet juga. Di salah satu surat kami berencana--tepatnya usulan dari Dini J--membuat klub eksklusif; DC. Akronim dari Dinny Club. Meminjam ide dari Disney Club ceritanya. Nah, saat itulah kami berdua teringat Dini yang lainnya. Namun, baik dia lebih-lebih saya benar-benar "clueless" soal keberadaan Dini S. Alhasil, kembali hanya kami berdua saja.

Jelang tamat SMP, kami masih surat-suratan. Saling cerita ini-itu, bahkan becanda dan saling ejek pun terjadi dalam tulisan surat tersebut. Hehe. Pindah status jadi anak SMA, kami masih bertukar surat. Sampai kemudian diketahui Dini J satu sekolah dengan kakak saya. Lalu, tring! Ide pun kelap-kelip. Kami lanjutkan berkirim surat dengan kakak yang jadi perantara. Bukan lagi Pak Pos. Hemat perangko deh kan? ^_^

Dan tibalah hari itu! Hari saat tiba-tiba saya ingin ikut kakak ke sekolahnya, di kegiatan sore entah apa. Hari saat tiba-tiba kakak berbaik hati membolehkan. Hari, yang setelah tiga tahun tak bertemu tak bertatap muka, ada detik yang membuat kami berpapasan.

Itu salah satu hari yang saya benci. Sebab, jika saja tahu akan bertemu sobat lama, saya tidak akan ke sana hanya dengan kaos olahraga almamater, pasti ganti baju. Bukan kaos olahraga bekas pakai. Tentu ada sisa keringat pelajaran olahraga sebelumnya yang meninggalkan jejak--oh tepatnya menyebabkan--bau di badan. Sehingga karena malu juga sekaligus minder barangkali, saya jadi berpura-pura tidak mengenali Sobat lama saya itu, yang sebelumnya memeluk dengan antusias, tersenyum. Kalau saja tidak minder dan malu, semestinya yang terjadi adalah setelah berpelukan, kami saling menggenggam tangan berlanjut dengan lompat-lompat memutar dengan wajah semringah, senang bukan main karena bisa bertemu usai 3 tahun hanya berbalas surat. Sayangnya yang terjadi bukan demikian. Meski sekian tahun berikutnya kami dipertemukan lagi melalui media sosial, kami tidak lagi akrab seperti sebelumnya.

25 Juli 2017

Senin, 24 Juli 2017

Mengapa Mereka Jadi Film Favorit


7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)

Selalu bingung, jika ditanya tentang favorit. Maka, soal film pun saya mesti lama merenung. Mana yang mewakili favorit bagi saya. Baiklah, tanpa berpanjang basa-basi ini film-film favorit saya:

1. Red Cliff
Film tahun 2008 besutan John Woo ini agak sulit dilupakan. Well, yes, saya suka yang beraroma epic. Dan film epic satu ini memang apik dari segi cerita, yang berdasarkan sejarah masa Dinasti Han (kalau tidak salah baca). Alur ceritanya seru dan membuat sport jantung di beberapa scene. Battle of Red yang endingnya menggelitik.



2. Anna and The King
Ini film yang membuat hati gremet-gremet. Yang sudah nonton tentu tahu dan paham apa-bagaimana gremetnya kisah yang diperankan oleh Jodie Foster dan Choy Yun Fat ini. Semacam "kasih tak sampai", "cinta dalam diam", begitulah.



3. From Up on Poppy Hill
Saya pilih judul ini untuk nomer berikutnya. Film berkategori animasi. Tapi lagi-lagi saya suka dengan ceritanya. Ini film animasi Studio Ghibli yang membuat saya tiba-tiba kepikiran ingin menulis, menuangkan kisah dua remaja berayah sama crushing each other dalam bentuk novelnya. Hehe. Kalau seperti ini menyadur kah namanya?

Terakhir, the same thing yang membuat saya in love dengan 3 film di atas adalah apalagi jika bukan karena theme song. Kalau diingat semuanya bernada "nyiur melambai" ternyata. Yah, sedikit membocorkan tipe manusia seperti apa saya ini.

*
Senin, 24 Juli 2017

7 hari tantangan menulis basabasi store
#HariPertama

Minggu, 25 Juni 2017

Apakah 27 Ramadhan Kemarin, Malamnya Adalah Lailatul Qodar?

Pertanyaan tersebut berputar-putar dalam benak. Sampai-sampai 'pertanyaan Mark Zuckerbeg' saya jawab dengan kalimat tanya itu. Saking saya pikirkan.



Mulanya tanggal 27 Ramadhan pagi hingga siang, waktu seolah terhenti. Jika hendak 'hyperbole', jika diibaratkan makhluk hidup, bumi dan segalanya isinya bagai sedang menahan napas.

Angin tidak terasa berembus kencang, seperti sehari sebelumnya. Langit memang mendung, tapi begitu saja terus, tanpa berlanjut dengan turunnya hujan. Tenang, damai... tak terdengar juga gemuruh di langit. Paling mengherankan, yang saya alami, yang biasanya di dalam rumah banyak nyamuk, dari malam hingga menjelang pagi tidak terasa gigitan mereka pun dengungannya tak terdengar. Lalu, anehnya, esoknya serbuan nyamuk kembali seperti biasa.

Itulah mengapa, setelah mengingat-ingat beberapa hal yang tidak biasa tadi, ketika siang saya tiba-tiba terpikirkan tentang malam seribu bulan. Dari ciri-cirinya, mirip dengan yang dijabarkan beberapa sumber. Mengenai ketepatannya, hanya Alloh pemilik alam yang mengetahui dan berhak menurunkannya. Allohu'alam bishowwab.

25 Juni 2017
1 Syawal 1438 H

#NulisRandom2017
For day 25

Sabtu, 24 Juni 2017

Kau, Aku, Ketika Pemilu

Cepatlah berlalu ...
aku benci melihat ini
bosan melihat kalian,
saling:
adu argumen,
membela si ini,
menjelekkan si anu,
menyanggah si dia
bongkar-bongkar aib mereka, kau sendiri
masa lalu kalian

dulu seperjuangan
kini begitu mudah lain haluan
dulu saling menyemangati
kini berganti memisahkan diri
dulu satu kumpulan
kini bersisian

KATAMU KITA SATU
INDONESIA  SAJA

Kumohon...
segeralah usai

Bilakah setelahnya, kalian
kembali merapatkan barisan,
bergandengan tangan
tanpa senyum kepalsuan,
bila ...

Lalu 5 tahun yang akan datang:
sampai jumpa lagi di sana
dengan suasana dan nuansa
yang barangkali tak akan jauh beda

Tapi untuk sekarang,
Lekas selesaikanlah, Sayang
...

***

Tulis ulang puisi di tgl 24 Juni 2014
#NulisRandom2017
Untuk Hari ke-6
^_^