Di Alun-alun Ciamis. Dengan bekas bekam di kening yang bikin tambah seksi. |
Dear Sobat. Tema tulisan kali ini, sedikit beraroma tidak sedap, bertekstur kasar-bergelombang, dan riskan terhadap penyebaran aib juga pencemaran nama baik ya. Jadi, siapkan hati, jiwa plus raga sesiap-siapnya. Semoga kita baik-baik saja. Hehe.
Baiklah, berikut keanehan yang menjadi indikator sehingga saya bisa disebut aneh:
1. How to eat
Siapa yang suka bakso? Hampir setiap manusia khususnya kaum perempuan sangat memfavoritkan bakso. Walau ada juga kaum adam yang tergila-gila pada bakso. Sakit kepala atau pusing, diobati dengan semangkuk bakso extra pedas langsung sembuh. Begitu konon.
Soal makan bakso ini, saya punya cara unik--yang oleh hampir setiap teman yang melihat justeru disebut aneh--untuk menikmatinya. Jadi, saya akan menyantap bakso dalam keadaan bening, polos apa adanya hingga setengahnya (saat memesannya jangan sampai lupa bilang "nggak pake pecin"). Lalu setengah sisanya baru saya tambahkan ke mangkuk bakso; kecap, saos dan atau sambal. Sekental mungkin. Seringnya, makan mienya dulu baru terakhir si bola dagingnya. Begitu.
Kenal goreng pisang? Nah, kalau ada saos cabe, saya cocolin ke situ. Apalagi pisang gorengnya masih semi panas. Maknyooos.
Akrab sama minuman bergenre es? Saya pernah pesan dengan kalimat, "Pak, beli es sirsaknya, tapi jangan pake es ya..." Alhasil, si bapak nengok, memperhatikan muka saya. Barangkali dia hendak mencari guratan bilakah saya ngajak bercanda atau perang. Tapi, tidak keduanya dia dapati. (Adeuuu, bahasanya). Misal di tempat ala warung, kafe atau kedai, ya saya terima minimum es tersebut. Lalu, setelah itu es batunya saya pecat satu demi satu dari dalam gelas.
2. How to talk
Ketika SD, saya boleh dikatakan bawel, cerewet dan sejenis itu. (Padahal perasaan sih biasa saja). Lalu, menginjak SMP saya jadi pendiam, pemalu, lanjut hingga SMA dan setengah masa ngampus. Setelah itu saya bawel lagi. Sekarang? Bertambah. Plus pembantah. Bila sebelumnya, secerewet tentang apapun, saya akan diam, nrimo meski hati pecah berkeping. Kini, kebalikannya. Jika itu tidak pas di hati, saya ungkapkan (meski etika memperhatikan situasi dan kondisi tetap saya lakukan). Agaknya keanehan ini yang paling membuat beberapa orang illfeel. Tapi daripada daripada mendingan mending, kan?
Yep, demikianlah kira-kira anehnya keanehan yang aneh-aneh yang dengan anehnya bisa saya tuliskan secara aneh.
Sumber, 30 Juli 2017
>>>>>>
For day five
Tidak ada komentar:
Posting Komentar