Ketika
Si Miskin ditawari satu di antara dua pilihan: sekolah gratis atau uang tunai?
Hampir semua memprekdiksikan bahwa ia akan lebih memilih uang. Mengapa
demikian? Karena bagi dia hal yang penting detik itu adalah uang. Mana saat
mendapatkan uang, dia dapat membeli hal-hal yang diinginkannya
dan paling khusus, dia bisa membeli makanan: membuat perutnya kenyang. Sehingga
dia tidak lemas, pun cemas mati kelaparan.
Karena
pikirnya, bila dia memilih sekolah gratis, itu takkan berarti apa-apa. Tidak
terlintas bahwa ilmu begitu penting, bahwa usai menamatkan pendidikan dia punya
kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan baik. Apa gunanya belajar
jika perut dalam keadaan “terkapar”? Maka akhirnya, hal utama dan pertama adalah
perut kenyang, tidak keroncongan.
Jadi,
tak bisa dipungkiri di dunia ini semua perlu uang. Semua yang dimaksud meliputi
semua insan dan semua sisi kehidupan. Tak ada uang? Jangan berkeinginan
macam-macam! Barangkali seperti itu kurang lebih secara kasarnya. Maka dari itu, menilik contoh kasus di atas, ada baiknya kalangan
lain yang minimal dalam sehari masih bisa makan tiga kali, plus dengan lauk pauk cukup menarik, mestilah lebih bersyukur dan bijak
saat hendak “membuang” uang-uangnya.
Entah
Anda seorang kepala keluarga, ibu rumah tangga atau bahkan masih seorang
mahasiswa/i, kelolalah uang yang Anda punya. Bagi yang tiap bulannya rutin
menerima gaji, “setoran”, atau “honor”,
begitu terima gaji segera pos-kan uang tersebut sesuai tujuannya. Maksudnya
adalah sebelum uang Anda dihabiskan untuk beberapa hal, amankan terlebih dahulu
untuk pengeluaran penting seperti membayar tagihan air-listrik; sewa rumah atau
kamar; makan-minum sehari-hari; SPP sekolah anak, dan lain sebagainya.
Jadi, pastikan Anda mempunyai beberapa amplop ukuran sedang dan tuliskan beberapa
pengeluaran rutin bulanan termasuk juga biaya tak terduga pada setiap amplop.
Misalnya:
Amplop
1, tulisi untuk: gas, air gallon, beras.
Amplop
2 : tagihan air dan
listrik
Amplop
3 : bensin
Amplop
4 : SPP/iuran sekolah,
tabungan anak
Amplop
5 : belanja harian,
Dan
seterusnya. Bisa lebih banyak atau kurang (diringkas, bahkan bisa jadi hanya satu amplop/tempat simpanan) sesuai pengeluaran Anda
masing-masing. Lalu, pada tiap-tiap amplop tersebut, ambil contoh amplop “Belanja”,
bila perkiraan setiap hari mengeluarkan 20.000 ribu rupiah, maka untuk sebulan Anda
harus mengamankan 600.000 rupiah di dalamnya. Cara yang sama juga berlaku untuk
amplop-amplop lainnya.
Lalu
bagaimana bila penghasilan kita tak tentu? Tidak rutin sebulan sekali dapat
uang, tidak seperti yang berstatus pegawai kantoran? Misal yang berprofesi
sebagai ‘freelancer’? Entah itu penulis, editor, illustrator, atau lainnya.
Dalam sebulan uang yang didapat bisa jadi lebih besar dari pegawai kantoran
tadi, tapi di lain hari bisa juga lebih sedikit, hingga minim bahkan.
Pengelolaan
uang kita tentu harus lebih ketat lagi. Peng”aman”an uang melalui sistem
“pos”ing seperti di atas barangkali akan lebih sedikit jumlah amplopnya, bagi
menjadi 2 atau 3 amplop saja barangkali. Buat satu amplop “EXTRA” untuk
menyimpan uang berlebih dalam sebulan itu saat kita mendapat honor yang
berlimpah atau lebih banyak dari biasanya. Ini dalam rangka mengantisipasi
keadaan yang akan datang, saat honor-honor kita terlambat dibayar atau mungkin
saat sepi orderan. Amplop extra ini bisa jadi berupa rekening tabungan di bank.
Pertama
memperoleh “setoran”, bagi uang kita untuk setiap sepertiga bulan atau per
minggu. Yang paling menjadi inti dalam situasi seperti ini, adalah kita harus
konsistesten dengan keadaaan keuangan kita. Bila kita hanya memperoleh 500.000
rupiah, berarti setiap minggunya hanya boleh mengeluarkan 125.000 rupiah.
Jangan tergoda untuk membeli benda-benda yang dapat menguras isi kantong.
Lalu
bagaimana bila ternyata kurang? Bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
harian sekalipun? Ini berarti, kita harus mempunyai cadangan sumber penghasilan
lain dari freelance tadi, yaitu kerja
part time atau apapun sesuai
kapasitas kita. Resiko yang harus ditepati adalah mengenai waktu tidur atau
santai yang harus lebih banyak dikorbankan demi ketepatan menyelesaikan
orderan-orderan tersebut. Sehingga terhindar dari hari kosong tanpa uang.
Semoga
kita, Anda dan saya terhindar dari hari tanpa memiliki uang untuk ditukar
dengan beras, minyak, buah, ikan ataupun cemilan. Semoga kita dihindarkan dari keadaan kefaqiran, sebab nasihat agama mengatakan itu dapat mendekatkan pada kekufuran. Amiin. Wallohu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar